BAB
1. PERAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN
Kata statistik sering digunakandalam dua arti
: plural dan singular . Dalam bentuk plural statistik selalu dikaitkan dengan
angka fakta / data kuantitatif yang menunjukkan suatu fenomena . Jadi apabila
seseorang berkata statistik jumlah uang yang beredar.
Dalam hal ini statistik dapat berarti
statistik deskriptif . Dalam arti singular statistik berarti teknik statistik
atau metode statistik atau metodelogi statistik yaitu teknik analitis untuk
mengumpulkan ,menyusun, menyajikan ,menganalisa dan menginterpretasikan data kuantitatif . Jadi didalam metode
statistik dipelajari semua prosedurdan kaidah – kaidah umum yang sesuai dengan
semua data kuantitatif.
- Populasi dan sampel , statistik induktif dan statistik Diskriptif.
Dalam
rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan sifat induvidual atau
objek,seperti halnya tinggi ,berat dari pelajar ,atau jumlah produk cacat dan
produk baik yang dihasilkan oleh suatu pabrik pada suatu periode tertentu .
Jadi populasi kumpulan semua elemen yang ada dan terobservasi /diteliti.
- Sampel
Kesimpulan
kesimpulan penting yang berkaitan dengan populasi seringkali dapat ditarik dari
analisa sampel . Bagian ilmu statistik yang membicarakan syarat-syarat dan
aturan aturan tentang bagaimana menarik
kesimpulan dari analisa sampel disebut statistik induktif .
- Sampling
Cara
pengumpulan data dengan mengambil sampel / contoh penggunaan :
1.Untuk
data yang distribusi populasinya tidak diketahui.
2.Untuk
data yang distribusi tidak normal.
DATA
Data dapat dinyatakan dalam bentuk variabel . Kadang –kadangkonsep
variabel dapat diperluas misal :warna
pelangi adalah varibel yang dapat diberi
nilai merah ,jingga ,kuning
hijau,biru,nila, dan ungu .Jadi data adalah kumpulan keterangan
informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan ,dapat berupa angka ,lambangatau
sifat.
Skala Pengukuran
Skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran
tersebut antara lain:
1. Skala
Nominal
Skala pengukuran
nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok.
Sebagai contoh pengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area
geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal diatas digunakan angka-angka sebagai
symbol. Contohnya : jenis kelamin rsponden, laki-laki = 1, dan wanita = 2
2. Skala
Ordinal
Skala pengukuran
ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik yang
berbeda yang dimiliki oleh obyek atau indvidu tertentu. Tingkat pengukuran ini
mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relative
tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik
yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangannya atau
kelebihannya.
Skala pengukuran
yang meyatakan kategori sekaligus melakukan rangking terhadap kategori. Contoh
: kita ingin mengukur preferensi responden terhadap empat merek produk air
mineral.
Merek Air
Mineral
Ranking
Aquana 1
Aquaria 2
Aquasan 3
Aquasi 4
Aquana 1
Aquaria 2
Aquasan 3
Aquasi 4
3. Skala
Interval
Skala interval
mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan skala
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya.
4. Skala
Ratio
Skala pengukuran
ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal,
dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris
absolut. Nilai absolut nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu
karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk
perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
5. Skala
Pengukuran Sikap
Ada empat jenis skala pengukuran sikap
menurut Daniel J Mueller (1992), yaitu:
a. Skala Likert
Skala Likert di
gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan resepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah di
tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai
variable penelitian.
Contoh :.
Preferensi
Preferensi
Preferensi
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1. Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2. Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3. Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tdk pernah 4. Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5. Sangat Negatif
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1. Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2. Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3. Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tdk pernah 4. Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5. Sangat Negatif
Untuk keperluan
analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi nilai skor, Misalnya :
sangat setuju/setuju/sangat positif diberi skor 5, selanjutnya
setuju/sering/positif diberi skor 4 dan seterusnya.
Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat
favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang
mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c.
Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert
adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
b. Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala sikap
yang pertama dikembangkan dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga
teknik penskalaan sikap, yaitu :
·
metode perbandingan pasangan
·
metode interval pemunculan sama, dan
·
metode interval berurutan.
Ketiga metode ini menggunakan bahan
pertimbangan jalur dugaan yang menganggap kepositifan relatif pernyataan sikap
terhadap suatu obyek.
c. Skala Guttman
Skala pengukuran
dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau
tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negative
dan lain - lain. Data yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7
interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada
dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju atau tidak setuju”.
Penelitian menggunakan sakal Guttman di lakukan bila ingin mendapatkan jawaban
yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :
1.
Apakah anda setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?
a.
Setuju
b. Tidak Setuju
d. Semantic Deferensial
Skala pengukuran
yang berbentuk Semantic defferensial di kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
di gunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang di peroleh adalah
daya interval, dan biasanya skala ini di gunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang di punyai oleh seseorang.
e. Skala rating
Dalam skala rating data yang diperoleh
adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan data
kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang tunggu RSU Kartini:
5
4 3 2 1
Kebersihan ruang parkir RSU Kartini :
5
4 3 2 1
Variabel adalah simbol atau abstrak
yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Dalam penelitian dikenal
dengan beberapa istilah variabel antara lain :
- Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain, biasanya dinotasikan dengan symbol X. Variabel ini juga sering disebut independen variabel (IV) atau variabel penyebab. Dalam penelitian keprilakuan organisas, variabel bebas ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu variabel tingkat individu, variabel tingkat kelompok dan variabel tingkat organisasi. Karakteristik yang paling jelas dari variabel tingkat individual adalah karakteristik pribadi atau yang berkaitan dengan demografi seperti usia, gender, status pernikahan, karakteristik pribadi, kerangka emosional bawaan, nilai dan sikap kerja serta level kemampuan dasar. Motivasi juga termasuk ke dalam variabel tingkat individual.Sedangkan karakteristik variabel tingkat kelompok meliputi kepemimpinan, konflik, komunikasi, dan lainnya. Variabel tingkat sistem organisasi meliputi desain organisasi, budaya organisasi, pelatihan, metode evaluasi kinerja dan lainnya.
- Variabel terikat (dependen variable) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas, biasa dinotasikan dengan Y. Dalam perilaku organisasi, variabel-variabel dependen ini antara lain terdiri dari produktivitas / kinerja, mangkir / tingkat absensi, turnover, perilaku menyimpang di tempat kerja, organizational citizenship behavior (OCB), dan kepuasan kerja. Sedangkan dalam bidang pendidikan, disiplin siswa, prestasi belajar, tingkat kelulusan, dan sebagainya bisa ditetapkan sebagai variabel dependen.
- Variabel moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Karakteristik dasar dari variabel moderator adalah lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu. Misalnya budaya, personality, jenis kelamin, dan lainnya. Contoh : Pengaruh Kemampuan terhadap Kinerja. Variabel moderatornya adalah kepribadian dan usia. Artinya, pengaruh kemampuan terhadap kinerja akan semakin kuat jika kepribadian adalah tipe A, dan usia yang relatif muda.
- Variabel intervening / mediator adalah variabel yang secara konkrit tidak kelihatan, tetapi secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan terikat, sehingga menyebabkan hubungan antara X dengan Y menjadi hubungan yang tidak langsung, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Karakteristik dasar dari variabel intervening / mediator / perantara / variabel proses adalah relative lebih mudah berubah. Contohnya : Mood, Kepuasan, atau variabel sikap lainnya.
- Variabel control adalah variabel yang dikontrol (dikendalikan atau dibuat konstan) oleh peneliti untuk mengurangi pengaruhnya terhadap gejala yang sedang dikaji, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Contoh : Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi siswa. Variabel kontrolnya yang dibuat konstan adalah guru yang sama, kondisi kelas yang sama, usia siswa yang relative sama, dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar